Di
dalam proses ini, seorang anak berusaha mempelajari berbagai kemampuan baru. Anak-anak
berinteraksi dengan orang-orang yang seusia dengan mereka. Karena selain
keluarga, salah satu agen sosialisasi adalah teman sepermainan dalam kelompok
bermain.
Agen ini baru didapatkan setelah
seorang anak dapat bepergian ke luar rumah. Disinilah mereka mempelajari
berbagai kemampuan baru dengan memasuki tahap game stage (mempelajari
aturan-aturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat) sehingga
memperoleh nilai-nilai keadilan. Pada tahap ini, sikap ego seorang anak masih sangat
menonjol. Keadaan ini tentu akan banyak menimbulkan konflik dengan
teman-temannya. Meski demikian, dengan adanya konflik tersebut akan membuat
individu dipaksa untuk memperbaiki sifat egonya. Tujuan perbaikan diri tersebut
adalah agar dia dapat diterima kembali oleh teman-temannya sebagai anggota
kelompok.
Dengan kelompok bermain, seorang
anak bisa mendapat peranan yang positif, misalnya :
1.
Adanya rasa aman dan dianggap penting
2.
Tumbuhnya rasa kemandirian dalam diri anak itu
3. Seorang anak mendapat tempat penyaluran
berbagai perasaannya seperti rasa senang maupun sedih
4. Dapat mengembangkan berbagai keterampilan
sosial
5.
Memiliki banyak teman dan mendapat
banyak pengetahuan.
6.
Dapat terhindar dari lingkungan pergaulan yang negatif
7.
Ilmunya bermanfaat dan memiliki masa depan yang cerah
8.
Mampu bersosialisasi dengan baik
9.
Belajar untuk membentuk organisasi yang baik
10.
Terbentuknya sifat disiplin dalam penggunaan waktu.
Selain
dampak positif yang diterima oleh si anak dari teman sepermainan, ada juga
dampak negative, misalnya teman sebaya tersebut mengajari melakukan hal-hal
yang tidak baik. Dan dari dampak negatife tersebut muncul penyimpangan misalnya
:
1.Penyalahgunaan Narkoba
Hal
ini dapat terjadi apabila teman si anak bukan teman yang baik sehingga dia akan
menjerumuskan si anak.
2. Proses sosialisasi yang tidak
sempurna
Apabila
seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak sempurna, maka
akan muncul penyimpangan pada perilakunya. Contohnya: seseorang menjadi pencuri
karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak melakukan tindak
ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya.
3. Tindak kejahatan / criminal
Yaitu
tindakan yang melanggar norma , misalkan mencuri, membunuh dan lain-lain.
4. Gaya hidup
Penyimpangan
dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya.
Penyimpangan ini antara lain : - Sikap arogansi yaitu kesombongan terhadap
sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian,kekuasaan, kekayaan, dan sebagainya.
5. Mengonsumsi rokok di bawah umur
Hal
inilah yang sangat sering terjadi jika pergaulan si anak dengan temannya
kelewatan batas, sehingga akan melakukan tindakan demikian seprti merokok dan
akan merusak kepribadiannya.
6. Kenakalan remaja
Karena
keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap
bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya,
misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar, dan
lain-lain.
Selain
itu, perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada
umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan disana.
Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir
ini sering muncul.
Tapi
, sebelum si anak terlanjur terjerumus, orangtua dapat melakukan berbagai upaya
untuk melindungi si anak. Dan pastinya apa yang di ajarkan oleh keluarga akan
dibawa oleh anak dari rumah keluar rumahnya ketika ia berinteraksi dengan teman
sebayanya.
Adapun
upaya itu adalah :
1. Memberi kebebasan bersyarat dimana anak
dibiarkan untuk tetap bergaul dengan teman-temannya tetapi tetap diawasi.
2. Diberikan pendidikan agama yang cukup di
luar lingkungan sekolah
3. Memberikan contoh dampak negatif orang yang
sudah terjerumus dalam pergaulan yang negatif
4. Berusaha untuk menjadi teman curhat anak
dan memberikan solusi/saran yang intinya mendukung anak, agar mereka tidak
merasa kesepian dan melampiaskannya pada pergaulan
Jadi, tidak selamanya teman sepermainan itu
dapat memberikan dampak yang baik atau positif terhadap kepribadian si anak,
melainkan ada juga dampak negatifnya.